Sabtu, 11 Juni 2016

ANCAMAN DALAM TAYANGAN MEDIA 
( tema: manusia dan kegelisahan)

Sesuai perkembangan zaman,teknologi pun berkembang terus menerus.  Setiap orang termasuk anak-anak dapat mendapatkan berbagai macam informasi termasuk dari TV. Anak-anak yang tidak mengetahui apakah itu buruk atau tidak akan meniru apa yang dia lihat,jadi jika tontonannya tidak mendidik akan mempengaruhi sifat anak tersebut. Karena ini banyak orang tua yang tidak tenang dengan tayangan yang sekarang ada.
                                                        
Dalam jurnalnya, Anderson, dan kawan- kawan (2003) menjelaskan bahwa ada tiga jenis agresifitas yang dapat muncul dari pengaruh media, yaitu: aggressive thinking, aggressive emotions, danaggressive behavior. Aggressive thinking (pemikiran agresif) merupakan keyakinan ataupun sikap yang mengarahkan pada agresifitas. Aggressive emotions merupakan reaksi emosi yang terkait dengan perilaku agresif, misalnya marah. Adapun aggressive behavior (perilaku agresif), seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, merupakan suatu bentuk perilaku yang diarahkan untuk merusak atau melukai orang lain. Hal ini sangat membuat khawatir dan ditakutkan akan membuat perkembangan anak menjadi terganggu.
Dari hasil kajian yang dilakukan oleh KPI (Komisi Penyiaran Indonesia) pada tahun 2009, ditemukan bahwa unsur kekerasan merupakan unsur pelanggaran yang dominan dalam program tayangan anak-anak. 
Saat ini KPI telah melarang beberapa kartun tayang di Indonesia.seperti
-Crayon Sinchan karena mempunyai nuansa yang pornografi dengan melibatkan anak-anak kecil.

-Tom yang ingin menangkap tikus bernama Jerry. Demi mendapatkan Jerry, Tom pun memasang jebakan di rumah majikannya sampai menggunakan bom untuk menangkap Jerry. Adegan itulah yang dinilai KPI sebagai adegan berbahaya untuk ditonton anak.


-SPONGEBOB SQUAREPANTS
SpongeBob SquarePants juga mendapat teguran dari pihak KPI. Serial kartun ini dianggap sebagai tontonan yang tak berkualitas bagi anak-anak. Pasalnya, ada beberapa dialog antara tokoh yang sama sekali tak mengandung unsur pendidikan.


Kartun-kartun ini memiliki banyak sekali penggemar sehingga saat kartun ini terancam tidak boleh tayang lagi berbagai macam pendapat pun muncul. Sebenarnya ada banyak cara untuk mengkontrol apa yang ditonton oleh anak salah satunya dengan mendampingi anak dalam emonton namun cara ini dinilai kurang efektif karena saat mulai besar anak bisa tidak mau lagi mendengarkan orang tua, jadi cara lainnnya adalah dengan mengkontrol tayangan itu sendiri. Namun jika kartun ini dilarang tayang lagi,bagaimana dengan sinteron yang saat ini tidak bersifat mendidik. Jika kartun tidak diperbolehkan tayang kenapa sinetron tetap tayang. Sedangkan pada sinteron banyak sekali kekerasan yang memungkinkan bagi anak untuk meniru apa yang dilihatnya. Hal ini masihh menjadi perdebatan di masyarakat,karena sinetron banyak sekali penggemarnya hingga mencapai ratusan episode.
Selain KPI masyarakat juga berperan dengan cara memberitau kepada KPI apabila ada tayangan kekerasan.



 Sumber :





Tidak ada komentar:

Posting Komentar