ARSITEKTUR
TROPIS
Arsitektur Tropis adalah sebuah karya Arsitektur yang mencoba untuk memecahkan problematiciklim setempat, dalam hal ini iklim Tropis. Yang penting dalam Arsitektur Tropis ialah apakahrancangan tersebut dapat menyelesaikan masalah pada iklim tropis seperti hujan deras, terik matahari,suhu udara tinggi, kelembapan tinggi dan kecepatan angina rendah, sehingga manusia yang semula tidaknyaman berada dialam terbuka, menjadi nyaman ketika berada didalam bangunan tropis
Dalam persyratanya arsitektur tropis dapat di simpulkan
sebagi berikut :
a) Pola rancangan
beradaptasi penuh terhadap iklim Kaidah arsitektur tropis (tradisional) secara
cermat diikuti, secara bersamaan digunakan pula rancangan arsitektur modern
hingga detail elemen bangunan.
b) Pola rancangan
beradaptasi terhadap iklim, dilengkapi alat kenyamanan suhu kaidah arsitektur tropis diikuti, namun
dengan pertimbangan tertentu digunakan alat kenyamanan suhu.
c) Pola rancangan
menggunakan sebagian kaidah adaptasi terhadap iklim, dilengkapi alat
kenyamanan suhu kaidah arsitektur tropis pada beberapa elemen
rancangan diterapkan, pada bagian lain
d) Pola rancangan mengunakan
bentuk tradisional tanpa memperhatikan kaidah iklim pola rancangan tidak
menggunakan kaidah adaptasi terhadap iklim (Agus, studi pustaka arsitektur
bioklimatik, skripsi A. 2008)
Adapun defenisi lainnya adalah :
Rancangan bangunan suatu karya arsitektur yang
mengarah pada pemecahan problematik iklim tropis. (Ibid…)
Seni membangun di daerah yang temperaturnya tinggi di
atas 20 ºC. (George Lippmeir, Bangunan Tropis, Hal.1)
Ciri-ciri Daerah Tropis :
Curah hujan relatif tinggi dan tidak merata 2000-3000
mm/tahun, Jakarta : ±2000 mm/tahun.
Radiasi matahari relatif tinggi 1500-2500
kwh/m²/tahun, Jakarta : ± 1800kwh/m²/tahun.
Kelembaban udara tinggi, Jakarta : ± 65-93%.
Suhu udara relatif tinggi, Jakarta : 24 ºC -34 ºC.
Kecepatan angin relatif rendah, Jakarta : rata-rata di
bawah 5 m/s.
Faktor-faktor Perencanaan :
Iklim : Meminimalkan pengaruh iklim terhadap
kenyamanan fisik manusia seperti kenyamanan ruang, kenyamanan penglihatan,
kenyamanan suara, dan kenyamanan suhu. Faktor iklim yang mempengaruhi
kenyamanan suhu, yaitu suhu udara, pergerakan udara, radiasi, dan kelembaban
udara.
Manusia dan Kebutuhan : Erat hubungannya dengan
sosial-ekonomi dari sipemakai bangunan, sehingga harus mempertimbangkan
lingkungan sekitar tapak baik masyarakat maupun ciri khas setempat.Arsitektur |
UMB
Bahan Bangunan : Penggunaan material yang cerah leih
baik karena penyerapan panas kecil, penggunaan kaca yang berlebih dan
penempatan yang tidak sesuai akan mengakibatkan pemanasan terhadap ruangan,
perlunya penanaman pohon yang lebih banyak sebagai penghasil oksigen, penyerap
polusi dan panas
Dampak Lingkungan Penerapan Arsitektur Tropis
Arsitektur Tropis adalah suatu konsep bangunan yang
mengadaptasi kondisi iklim tropis. Letak geografis Indonesia yang berada
di garis khatulistiwa membuat Indonesia memiliki dua iklim, yakni kemarau
dan penghujan. Pada musim kemarau suhu udara sangat tinggi dan sinar matahari memancar
sangat panas. Dalam kondisi ikim yang panas inilah muncul ide untuk
menyesuaikannya dengan arsitektur bangunan gedung maupun rumah yang dapat
memberikan kenyamanan bagi penghuninya.
Dampak Jangka Pendek (sekarang)
Dampak jangka pendek atau dampak yang langsung bisa
dinikmati dengan penerapan konsep arsitektur tropis adalah :
o Terciptanya kenyamanan dalam
hunian. Karena sirkulasi udara tercukupi, membuat hawa dalam ruangan
menjadi nyaman
o Penghematan Energi, karena untuk
penerangan dan penghawaan memanfaatkan sumber energi alam.
Dampak Jangka Panjang
Dampak yang akan di nikmati beberapa tahun kemudian,
jika arsitektur tropis diterapkan adalah :
o Terjaganya kelestarian alam karena
konsep arsitektur tropis menyatu dengan alam bukan merusak alam
o Akan semakin berkembangnya konsep
arsitektur tropis jika banyak peminatnya.
Fungsi
Lawang Sewu dari Masa ke Masa
Bangunan Lawang Sewu yang merupakan salah satu landmark kota Semarang
ini memiliki perjalnan sejarah yang panjang. Fungsi dari Bangunan Lawang Sewu
mengalami beberapa kali perubahan seiring dengan berubahnya penguasa di
Indonesia, dimana perubahan fungsi tersebut juga mengakibatkan perubahan
pandangan masyarakat terhadap keberadaan Bangunan Lawang Sewu.
Selain beberapa kali mengalami perubahan, Bangunan
Lawang Sewu juga merupakan saksi bisu dari perjalanan sejarah. Bangunan Lawang
Sewu tidak dapat dipisahkan dari sejarah Perkeretaapian di Indonesia. Bangunan
ini juga menjadi saksi saat terjadi Pertempuran Lima Hari di Semarang.
Dalam
perkembangannya sekarang, banyak hal yang dilakukan untuk membuat Bangunan
Lawang Sewu menjadi lebih baik. mulai rencana dialih fungsikan sebagai
hotel, kantor dan pelayanan pembelian tiket PT.KAI, exibition room yang
dilengkapi pertokoan, galeri foto, ruang converensi, sentra industri
kreatif sampai rencana penggunaan sebagai museum kerata api bahkan sebagai
multy use building, menunjukkan belum adanya suatu konsep pengalih fungsian
yang jelas, baik dari PT.KAI sebagai pemilik dan pemerintah Kota Semarang
sebagai pemangku wilayah dimana bangunan Lawang Sewu berada.
Seiring berganti-gantinya fungsi dari Bangunan Lawang Sewu, penilaian
masyarakat terhadap Lawang Sewu juga mengalami perubahan-perubahan. Saat Lawang
Sewu digunakan sebagai Kantor NIS, dimata masyarakat Gedung Lawang Sewu
merupakan salah satu gedung bangsawan yang megah, tatapi image gedung itu
berubah saat gedung Lawang Sewu digunakan oleh Jepang sebagai kantor tentara
Jepang. Pada saat itu gedung Lawang Sewu terkenal dengan gedung yang penuh
dengan kesadisan, karena oleh pemerintah Jepang digunakan sebagai lokasi
pembantaian oleh musuh –musuh Jepang. Pada tahun berikutnya dari 1949 sampai
dengan tahun 1994 Lawang Sewu belum berganti image karena pada saat itu gedung
Lawang Sewu digunakan hanya sebatas kantor adminitrasi oleh Kodam IV/Diponegoro
dan Kantor Wilayah Perhubungan Jawa Tengah. Pada tahun 1994 gedung Lawang Sewu
kosong dan pada tahun inilah isu keangkeran dan mistis gedung Lawang Sewu
berkembang di masyarakat hingga saat ini.
PT Kereta Api Indonesia (KAI) yang saat ini mengelola Lawang Sewu sedang
giat-giatnya memberdayakan asset-aset yang selama ini terlantar. Salah satu
asset milik PT KAI yang kini sudah direvitalisasi adalah Bangunan Lawang Sewu,
Semarang, Jawa Tengah. BUMN kereta api kini mencoba mengubah kesan angker yang
selama ini sudah mengakar di gedung peninggalan Belanda tersebut (Wibawa,
2015).
Bangunan Lawang Sewu memang bukan bangunan biasa yang kemudian menjadi tempat
pariwisata saat ini. Lawang Sewu telah mengalami perjalanan panjang sejak
pembuatannya pada masa Belanda, juga mengalami beberapa kali perubahan fungsi.
Sehingga Lawang Sewu yang sekarang merupakan hasil dari proses dari
perjalanannya di masa lalu. Sejarah Bangunan Lawang Sewu yang patut dan
seharusnya terus dikenang, sebab sejarah tersebut telah mengambil bagian tempat
dari sejarah penuh Bangsa Indonesia.
Ada
beberapa bangunan tua yang telah mempelajari bangunan yang perlu dibangun di
iklim tropis, sehingga, bangunan yang dibangun tidak hanya padat dan tertutup,
namun juga memiliki bukaan yang banyak. Hal ini dapat kita lihat pada
bangunan Lawang sewu sebagai contoh bangunan yang telah mengenal daerah tropis.
1) Atap
Bentuk atap limasan
Bentuk atap berundak dua
Orientasi atap timur laut dan barat laut
Terdapat tritisan
Penutup atap menggunakan genteng tanah liat tanpa
glazure
Terdapat krepyak pada tonjolan diatas atap, berbentuk
tabung dan kubus
Terdapat jendela kaca berukuran besar dan kecil.
Jendela besar membuka keluar dan jendela kecil membuka ke dalam
Terdapat talang air
Terdapat pipa dari talang air atap yang lebih tinggi
kea tap yang lebih rendah
Terdapat penangkal petir
Plafon terbuat dari kayu
2) Badan
Dinding dicat putih
Bangunan terdiri dari 2 lantai
Terdapat pipa talang air yang memanjang dari talang
atas menuju ke bawah tanah
Terdapat jalur pembuangan air pada selasar lantai1 dan
2
Terdapat saluran pembuangan air dari jalur pembuangan
air pada selasar lantai 1 dan 2
Lebar selasar lantai 1 dan 2±2.5m
Pintu lipat ganda berbahan kayu dengan krepyak
yang membuka ke arah luar pada lantai 1 dan 2
Jendela jungkit dengan boven, jendela membuka ke dalam
ke atas, boven membuka keluar ke bawahpada lantai 1 dan 2
Jendela jungkit dengan boven, jendela membuka ke
dalam ke bawah membuka keluar ke bawahpada lantai 1 dan 2
Terdapat railing masif pada sisi selasar setinngi 80
cm baik lantai 1 maupun 2
3) Kaki
Ketinggian lantai dibuat lebih tinggi dari permukaan
tanah
Terdapat lubang ventilasi pada bagian bawah bangunan
Pada bagian bawah menggunaakan material batu
kali dengan warna asli batu
Terdapat sakuran air dari setiap pipa talang
Penerapan
bangunan pada arsitektur tropis
1) Atap
- Tritisan yang berfungsi melindungi
bangunan dari sinar matahari pada siang hari. Bentuk atap berundak
dengan terdapat bukaaan bertujuan untuk mendapatkan terang langit pada
lantai 3.Bermanfaat untuk mentukan desain atap yang baik untuk bangunan tropis
agar sinar matahari tidak membuat panas bangunan dan tetap mendapatkan terang
langit
-
Terdapat bukaan berbentuk krepyak yang
berfungsi untuk mengalirkan udara agar ruangan tersebut tidak panas dan membawa
udara dingin pada ruangan yang berada dibawahnya. Bermanfaat untuk mentukan
desain atap yang baik untuk bangunan tropis agar angin bisa masuk ke dalam
atap/ruangan sehingga angin tersebut membuat ruangan menjadi tidak panas
-
Atap didesain miring, hal ini
bertujuan agar air hujan dapat jatuh ke bawah dengan mudah
- Terdapat tritisan pada sekelling
bangunan yang bertujuan untuk menghindari percikan air hujan masuk ke dalam
ruangan
- Terdapat talang air disekeliling atap, dan kemudian
air dari talang tersebut disalurkan melalui pipa-pipa ke ruang bawah tanah
Bermanfaat untuk mentukan desain atap yang baik untuk bangunan tropis air hujan tidak menggenang di atap, dan air hujan bisa dimanfaatkan dengan baik
· Mengetahui penggunaan talang
agar bangunan tidak terkena percikan air hujan
· Mengetahui peletakan talang
yang rapi agar tidak merusak fasad
- Terdapat
jendela yang berfungsi mamasukan cahaya matahari agar ruangan dibawah atap
tetap kering/ tidak lembab
Bermanfaat untuk mentukan desain atap agar ruangan dibawah atap tidak lembab Mengetahui penggunaan bukaan pada atap agar cahaya matahri bisa masuk sehingga ruangan tidak lembab
- Bahan penutup atap menggunakan
genteng tanah liat tanpa glazure, genteng tanah liat bersifat dingin
2) Badan
- Dinding dicat putih agar memantulkan sinar matahari
- Terdapat
selasar pada sekeliling bangunan yang berfungsi agar sinar matahari tidak
langsung masuk ke bangunan. Lebar selasar ±2.5m
- Terdapat
jendela+boven dan boven diatas pintu baik lantai 1 maupun 2 yang berfungsi
untuk memasukan cahaya matahari sebagai pencahayaan alami pada siang hari
Bermanfaat untuk mentukan pemilihan warna pada
bangunan
· Bagaimana cara agar
bangunan bisa menghindari sinar matahari (penggunaan selasar)
· Bagaimana cara
mendapatkan agar pencahayaan alami pada siang hari melalui bukaan
- Pintu lipat ganda berbahan kayu dengan krepyak, krepak
berfungsi agar udara bisa tetap masuk pada saat pintu ditutup
- Terdapat jendela+boven yang bisa dibuka
yang berfungsi untuk mengalirkan udara
- Terdapat
lubang ventilasi pada bagian atas dinding agar udara bisa tetap masuk pada saat
jendela ditutup
- Terdapat pipa talang air yang memanjang dari talang atas
menuju ke bawah tanah yang berfungsi untuk menyalurkan air hujan
- Terdapat
saluran air pada selasar lantai 1 dan 2 yang berfungsi untuk menyalurkan air
jika terdapat air pada selasar
- Terdapat
saluran pembuangan air yang dibuang ke tanah dari saluran air pada selasar
lantai 1 dan 2
Mengetahui penggunaan talang agar bangunan tidak
terkena percikan air hujan,mengetahui peletakan talang yang rapi agar tidak
merusak fasad,mengetahui saluran air dan pembuangannya pada selasar sehingga
air tidak menggenang pada selasar.
- Terdapat keramik pada
bagian bawah dinding bangunan, agar dinding tidak lembab sehingga tidak
berjamur
·
SISTEM
PENDINGIN RUANGAN
Di ruang bawah tanah yang luasnya seluas gedung tersebut terdapat beberapa ruangan yang cukup luas, dimana setiap ruangannya terdapat bak-bak penampungan air. Bak-bak tempat penampungan air tersebut diuapkan sebagai pendingin ruangan. Air yang ditampung dialirkan melalui pipa-pipa besi yang sekaligus berfungsi mendinginkan air. Pipa-pipa itu mengalirkan air ke ruangan di atas, dan melalui mekanisme yang cukup canggih, bahkan untuk ukuran sekarang, air itu disemprotkan ke dalam ruangan. Mekanisme yang bekerja mirip seperti semprotan baygon. Karena kelembaban/humidity yang sangat tinggi di daerah itu, maka air dingin itu langsung menjadi uap dingin yang akhirnya berfungsi mirip pendingin ruangan pada jaman sekarang.
Di ruang bawah tanah yang luasnya seluas gedung tersebut terdapat beberapa ruangan yang cukup luas, dimana setiap ruangannya terdapat bak-bak penampungan air. Bak-bak tempat penampungan air tersebut diuapkan sebagai pendingin ruangan. Air yang ditampung dialirkan melalui pipa-pipa besi yang sekaligus berfungsi mendinginkan air. Pipa-pipa itu mengalirkan air ke ruangan di atas, dan melalui mekanisme yang cukup canggih, bahkan untuk ukuran sekarang, air itu disemprotkan ke dalam ruangan. Mekanisme yang bekerja mirip seperti semprotan baygon. Karena kelembaban/humidity yang sangat tinggi di daerah itu, maka air dingin itu langsung menjadi uap dingin yang akhirnya berfungsi mirip pendingin ruangan pada jaman sekarang.
Arsitektur
bioklimatik
Arsitektur bioklimatik adalah suatu pendekatan yang
mengarahkan arsitek untuk
mendapatkan penyelesaian desain dengan memperhatikan
hubungan antara bentuk arsitektur dengan
lingkungannya dalam kaitanyan iklim daerah tersebut. Pada akhirnya bentuk
arsitektur yang dihasilkan juga
dipengaruhi oleh budaya setempat, dan hal ini akan berpengaruh pada ekspresi arsitektur yang akan ditampilakan
dari suatu bangunan, selain itu pendekatan bioklimatik akan mengurangi ketergantungan
karya arsitektur terhadap sumber – sumber energi
yang tidak dapat dipengaruhi.
Arsitektur bioklimatik lebih berfokus pada iklim (atau
pengamatan terhadap iklim)
sebagai konteks pembangkit tenaga (generator) utama,
dan dengan tidak membahayakan lingkungan sekitar menggunakan energi yang
minimal sebagai targetnya sendiri.Hal ini dapat dikonseptualisasikan sebagai desain
bangunan yang memanfaatkan berbagai elemen biofisik. Unsur-unsur biofisik
terutama diambil dari ekosfer, bukan litosfer yaitu, panas, cahaya, lanskap,
udara, hujan dan bahan
Selain dari segi arsitektur, yaitu dengan dioptimalkan
penerangan alami dan penghawaan alami pada bagian tertentu dari gedung,
penghematan energi listrik juga dicapai dari penggunaan energi alternatif. Untuk
pembangkitan energi di gedung dapat menggunakan teknologi sel surya fotovoltaik
yang mendinginkan ruangan dan
pencahayaan (penerangan). Selain itu penggunaan energi panas matahari di lakukan
untuk menjalankan chiller (atau mesin AC). Dalam hal ini sel surya dipilih
karena sumber energi ini didapat dengan cuma-cuma didaerah tropis.
Faktor yang mempengaruhi arsitektur bioklimatik:
Penampilan bentuk arsitektur dipengaruhi lingkungan
setempat.
1. Meminimalkan ketergantungan pada sumber energi yang
tidak dapat diperbaharui.
2. Penghematan energi dari segi bentuk bangunan,
penempatan bangunan,dan pemilihan
material.
3. Mengikuti pengaruh dari budaya setempat
CONTOH BANGUNAN YANG MENERAPKAN ARSITEKTUR BIOKLIMATIK
Menara Mesiniaga (Ken Yeang)
Mesiniaga Menara adalah kantor pusat untuk IBM di
Subang Jaya Kota Kuala Lumpur. Bangunan ini pertama kali dibangun pada tahun
1989 dan akhirnya selesai pada tahun 1992. IBM meminta kantor T.R. Hamzah &
Yeang untuk membangun sebuah bangunan yang yang dapat memperlihatkan teknologi
industri yang tinggi dan KenYeang membangun bangunan ini menggunakan konsep
bioklimatik dan diterapkan pada bangunan pencakar langit ini.Mesiniaga Menara
adalah proyek yang dibangun menggunakan model dasar bangunan tradisional
Malaysia dan digabungkan dengan teknologi modern. Ini adalah visi Yeang tentang
kota taman tropis dan mengungkap hubungan bangunan, lansekap dan iklim, dan dampak
pembangunan bangunan bertingkat tinggi di ekosistem kota

Fasad merupakan filter bukan dinding tertutup. Louver dan nuansa berhubungan dengan orientasi bangunan berfungsi untuk mengurangi sinar matahari. Taman pada teras memungkinkan tirai setinggi-tingginya pada dinding di sebelah utara dan selatan sisi-sebagai respon terhadap orientasi matahari di iklim tropis. Core servis terletak pada sisi timur dan berfungsi untuk menangkal panas.salah satu hal yang dipikirkan pada bangunan ini adalah memanfaatkan energi matahari sehingga hemat pada beberapa komponen bangunan. Iklim tropis memiliki cahaya matahari yang menerangi sepanjang 12 jam, sehingga pemanfaatannya dapat berguna untuk bangunan, tentunya dengan beberapa teknik penggunaan, seperti penggunaaan sun shading untuk mengatur seberapa banyak pancahayaan yang masuk. Selain itu diterapkan pula pengolahan lansekap, berupa taman berbentuk spiral yang melilit dari bawah sampai atas bangunan. Lansekap vertikal ini berfungsi sebagai pendingin evaporatif supaya didapat kenyamanan termal (lingkungan di sekitar bangunan menjadi tidak terlalu panas), pengaplikasian vegetasi pada strategi lansekap ini disamping menyediakan pembayangan terhadap area-area bagian dalam dan dinding bagian diluar, juga akanmeminimalkan pemantulan panas dan sinar matahari. Selain itu lansekap vertikal dapat meningkatkan iklim mikro pada bangunan dan dapat menyerap polusi karbondioksida dan monoksida pada bangunan. Jika penerapan-penerapan ini diaplikasikan pada bangunan-bangunan tropis maka diharapkan menjadi bangunan-bangunan yang tanggap terhadap lingkungan, sesuai dengan ikim tropis dan tidak merugikan bangunan atau lingkungan disekitarnya. Dibutuhkan pemahaman akan gaya berarsitektur baik secara mikro tentang bangunan maupun secara global tentang lingkungan yang harus menjadi pertimbangan
daftar pustaka
http://dwiirianiirma.blogspot.co.id/2015/06/kajian-faktor-iklim-tropis-pada.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar