Selasa, 22 November 2016


ARSITEKTUR TROPIS

       Arsitektur Tropis adalah sebuah karya Arsitektur yang mencoba untuk memecahkan problematiciklim setempat, dalam hal ini iklim Tropis. Yang penting dalam Arsitektur Tropis ialah apakahrancangan tersebut dapat menyelesaikan masalah pada iklim tropis seperti hujan deras, terik matahari,suhu udara tinggi, kelembapan tinggi dan kecepatan angina rendah, sehingga manusia yang semula tidaknyaman berada dialam terbuka, menjadi nyaman ketika berada didalam bangunan tropis

Dalam persyratanya arsitektur tropis dapat di simpulkan sebagi berikut :
a)      Pola rancangan beradaptasi penuh terhadap iklim Kaidah arsitektur tropis (tradisional) secara cermat diikuti, secara bersamaan digunakan pula rancangan arsitektur modern hingga detail elemen bangunan.
b)      Pola rancangan beradaptasi terhadap iklim, dilengkapi alat kenyamanan suhu kaidah arsitektur tropis diikuti, namun dengan  pertimbangan tertentu digunakan alat kenyamanan suhu.
c)      Pola rancangan menggunakan  sebagian kaidah adaptasi terhadap iklim, dilengkapi alat kenyamanan suhu kaidah arsitektur tropis pada beberapa elemen rancangan diterapkan, pada bagian lain
d)     Pola rancangan mengunakan bentuk tradisional tanpa memperhatikan kaidah iklim pola rancangan tidak menggunakan kaidah adaptasi terhadap iklim (Agus, studi pustaka arsitektur bioklimatik, skripsi A. 2008)

Adapun defenisi lainnya adalah :
Rancangan bangunan suatu karya arsitektur yang mengarah pada pemecahan problematik iklim tropis. (Ibid…)
Seni membangun di daerah yang temperaturnya tinggi di atas 20 ºC. (George Lippmeir, Bangunan Tropis, Hal.1)

Ciri-ciri Daerah Tropis :
Curah hujan relatif tinggi dan tidak merata 2000-3000 mm/tahun, Jakarta : ±2000 mm/tahun.
Radiasi matahari relatif tinggi 1500-2500 kwh/m²/tahun, Jakarta : ± 1800kwh/m²/tahun.
Kelembaban udara tinggi, Jakarta : ± 65-93%.
Suhu udara relatif tinggi, Jakarta : 24 ºC -34 ºC.
Kecepatan angin relatif rendah, Jakarta : rata-rata di bawah 5 m/s.


Faktor-faktor Perencanaan :
Iklim : Meminimalkan pengaruh iklim terhadap kenyamanan fisik manusia seperti kenyamanan ruang, kenyamanan penglihatan, kenyamanan suara, dan kenyamanan suhu. Faktor iklim yang mempengaruhi kenyamanan suhu, yaitu suhu udara, pergerakan udara, radiasi, dan kelembaban udara.
Manusia dan Kebutuhan : Erat hubungannya dengan sosial-ekonomi dari sipemakai bangunan, sehingga harus mempertimbangkan lingkungan sekitar tapak baik masyarakat maupun ciri khas setempat.Arsitektur | UMB
Bahan Bangunan : Penggunaan material yang cerah leih baik karena penyerapan panas kecil, penggunaan kaca yang berlebih dan penempatan yang tidak sesuai akan mengakibatkan pemanasan terhadap ruangan, perlunya penanaman pohon yang lebih banyak sebagai penghasil oksigen, penyerap polusi dan panas

Dampak Lingkungan Penerapan Arsitektur Tropis
      Arsitektur Tropis adalah suatu konsep bangunan yang mengadaptasi kondisi iklim tropis. Letak geografis Indonesia yang berada di garis khatulistiwa membuat Indonesia memiliki dua iklim, yakni kemarau dan penghujan. Pada musim kemarau suhu udara sangat tinggi dan sinar matahari memancar sangat panas. Dalam kondisi ikim yang panas inilah muncul ide untuk menyesuaikannya dengan arsitektur bangunan gedung maupun rumah yang dapat memberikan kenyamanan bagi penghuninya.
Dampak Jangka Pendek (sekarang)
Dampak jangka pendek atau dampak yang langsung bisa dinikmati dengan penerapan konsep arsitektur tropis adalah :
o   Terciptanya kenyamanan dalam hunian. Karena sirkulasi udara tercukupi, membuat hawa dalam ruangan menjadi nyaman
o   Penghematan Energi, karena untuk penerangan dan penghawaan memanfaatkan sumber energi alam.

Dampak Jangka Panjang
Dampak yang akan di nikmati beberapa tahun kemudian, jika arsitektur tropis diterapkan adalah :
o   Terjaganya kelestarian alam karena konsep arsitektur tropis menyatu dengan alam bukan merusak alam
o   Akan semakin berkembangnya konsep arsitektur tropis jika banyak peminatnya.


Fungsi Lawang Sewu dari Masa ke Masa
      Bangunan Lawang Sewu yang merupakan salah satu landmark kota Semarang ini memiliki perjalnan sejarah yang panjang. Fungsi dari Bangunan Lawang Sewu mengalami beberapa kali perubahan seiring dengan berubahnya penguasa di Indonesia, dimana perubahan fungsi tersebut juga mengakibatkan perubahan pandangan masyarakat terhadap keberadaan Bangunan Lawang Sewu.
            

      Selain beberapa kali mengalami perubahan, Bangunan Lawang Sewu juga merupakan saksi bisu dari perjalanan sejarah. Bangunan Lawang Sewu tidak dapat dipisahkan dari sejarah Perkeretaapian di Indonesia. Bangunan ini juga menjadi saksi saat terjadi Pertempuran Lima Hari di Semarang.
           
      Dalam perkembangannya sekarang, banyak hal yang dilakukan untuk membuat Bangunan Lawang Sewu menjadi lebih baik. mulai rencana dialih fungsikan sebagai hotel, kantor dan pelayanan pembelian tiket PT.KAI, exibition room yang dilengkapi pertokoan, galeri foto, ruang converensi, sentra industri kreatif sampai rencana penggunaan sebagai museum kerata api bahkan sebagai multy use building, menunjukkan belum adanya suatu konsep pengalih fungsian yang jelas, baik dari PT.KAI sebagai pemilik dan pemerintah Kota Semarang sebagai pemangku wilayah dimana bangunan Lawang Sewu berada.

       Seiring berganti-gantinya fungsi dari Bangunan Lawang Sewu, penilaian masyarakat terhadap Lawang Sewu juga mengalami perubahan-perubahan. Saat Lawang Sewu digunakan sebagai Kantor NIS, dimata masyarakat Gedung Lawang Sewu merupakan salah satu gedung bangsawan yang megah, tatapi image gedung itu berubah saat gedung Lawang Sewu digunakan oleh Jepang sebagai kantor tentara Jepang. Pada saat itu gedung Lawang Sewu terkenal dengan gedung yang penuh dengan kesadisan, karena oleh pemerintah Jepang digunakan sebagai lokasi pembantaian oleh musuh –musuh Jepang. Pada tahun berikutnya dari 1949 sampai dengan tahun 1994 Lawang Sewu belum berganti image karena pada saat itu gedung Lawang Sewu digunakan hanya sebatas kantor adminitrasi oleh Kodam IV/Diponegoro dan Kantor Wilayah Perhubungan Jawa Tengah. Pada tahun 1994 gedung Lawang Sewu kosong dan pada tahun inilah isu keangkeran dan mistis gedung Lawang Sewu berkembang di masyarakat hingga saat ini.

         PT Kereta Api Indonesia (KAI) yang saat ini mengelola Lawang Sewu sedang giat-giatnya memberdayakan asset-aset yang selama ini terlantar. Salah satu asset milik PT KAI yang kini sudah direvitalisasi adalah Bangunan Lawang Sewu, Semarang, Jawa Tengah. BUMN kereta api kini mencoba mengubah kesan angker yang selama ini sudah mengakar di gedung peninggalan Belanda tersebut (Wibawa, 2015).

         Bangunan Lawang Sewu memang bukan bangunan biasa yang kemudian menjadi tempat pariwisata saat ini. Lawang Sewu telah mengalami perjalanan panjang sejak pembuatannya pada masa Belanda, juga mengalami beberapa kali perubahan fungsi. Sehingga Lawang Sewu yang sekarang merupakan hasil dari proses dari perjalanannya di masa lalu. Sejarah Bangunan Lawang Sewu yang patut dan seharusnya terus dikenang, sebab sejarah tersebut telah mengambil bagian tempat dari sejarah penuh Bangsa Indonesia.

      Ada beberapa bangunan tua yang telah mempelajari bangunan yang perlu dibangun di iklim tropis, sehingga, bangunan yang dibangun tidak hanya padat dan tertutup, namun juga memiliki bukaan yang banyak. Hal ini dapat kita lihat pada bangunan Lawang sewu sebagai contoh bangunan yang telah mengenal daerah tropis.

1)    Atap 
Bentuk atap limasan
Bentuk atap berundak dua
Orientasi atap timur laut dan barat laut
Terdapat tritisan        
Penutup atap menggunakan genteng tanah liat tanpa glazure
Terdapat krepyak pada tonjolan diatas atap, berbentuk tabung dan kubus      
Terdapat jendela kaca berukuran besar dan kecil. Jendela besar membuka keluar dan jendela kecil membuka ke dalam
Terdapat talang air    
Terdapat pipa dari talang air atap yang lebih tinggi kea tap yang lebih rendah
Terdapat penangkal petir      
Plafon terbuat dari kayu

2)    Badan
Dinding dicat putih
Bangunan terdiri dari 2 lantai
Terdapat pipa talang air yang memanjang dari talang atas menuju ke bawah tanah
Terdapat jalur pembuangan air pada selasar lantai1 dan 2
Terdapat saluran pembuangan air dari jalur pembuangan air pada selasar lantai 1 dan 2
Lebar selasar lantai 1 dan 2±2.5m
Pintu lipat ganda berbahan kayu dengan krepyak yang membuka ke arah luar pada lantai 1 dan 2
Jendela jungkit dengan boven, jendela membuka ke dalam ke atas, boven membuka keluar ke bawahpada lantai 1 dan 2
Jendela jungkit dengan boven, jendela membuka ke dalam ke bawah membuka keluar ke bawahpada lantai 1 dan 2
Terdapat railing masif pada sisi selasar setinngi 80 cm baik lantai 1 maupun 2
3)    Kaki
Ketinggian lantai dibuat lebih tinggi dari permukaan tanah
Terdapat lubang ventilasi pada bagian bawah bangunan
Pada bagian bawah menggunaakan material batu kali dengan warna asli batu      
Terdapat sakuran air dari setiap pipa talang  

Penerapan bangunan pada arsitektur tropis
1)    Atap
-     Tritisan yang berfungsi melindungi bangunan dari sinar matahari pada siang hari.  Bentuk atap berundak dengan terdapat bukaaan bertujuan untuk mendapatkan terang langit  pada lantai 3.Bermanfaat untuk mentukan desain atap yang baik untuk bangunan tropis agar sinar matahari tidak membuat panas bangunan dan tetap mendapatkan terang langit




-      Terdapat bukaan berbentuk krepyak yang berfungsi untuk mengalirkan udara agar ruangan tersebut tidak panas dan membawa udara dingin pada ruangan yang berada dibawahnya. Bermanfaat untuk mentukan desain atap yang baik untuk bangunan tropis agar angin bisa masuk ke dalam atap/ruangan sehingga angin tersebut membuat ruangan menjadi tidak panas

-           Atap didesain miring, hal ini bertujuan agar air hujan dapat jatuh ke bawah dengan mudah

-      Terdapat tritisan pada sekelling bangunan yang bertujuan untuk menghindari percikan air hujan masuk ke dalam ruangan

- Terdapat talang air disekeliling atap, dan kemudian air dari talang tersebut disalurkan  melalui pipa-pipa ke ruang bawah tanah



Bermanfaat untuk mentukan desain atap yang baik untuk bangunan tropis air hujan tidak menggenang di atap, dan air hujan bisa dimanfaatkan dengan baik
·    Mengetahui penggunaan talang agar bangunan tidak terkena percikan air hujan
·    Mengetahui peletakan talang yang rapi agar tidak merusak fasad

-  Terdapat jendela yang berfungsi mamasukan cahaya matahari agar ruangan dibawah atap tetap kering/ tidak lembab


Bermanfaat untuk mentukan desain atap agar ruangan dibawah atap tidak lembab Mengetahui penggunaan bukaan pada atap agar cahaya matahri bisa masuk   sehingga ruangan tidak lembab

-  Bahan penutup atap menggunakan genteng tanah liat tanpa glazure, genteng tanah     liat bersifat dingin


2) Badan
- Dinding dicat putih agar memantulkan sinar matahari

- Terdapat selasar pada sekeliling bangunan yang berfungsi agar sinar matahari tidak langsung masuk ke bangunan. Lebar selasar ±2.5m

- Terdapat jendela+boven dan boven diatas pintu baik lantai 1 maupun 2 yang berfungsi untuk memasukan cahaya matahari sebagai pencahayaan alami pada siang hari

Bermanfaat untuk mentukan pemilihan warna pada bangunan
·     Bagaimana cara agar bangunan bisa menghindari sinar matahari (penggunaan selasar)
·     Bagaimana cara mendapatkan agar pencahayaan alami pada siang hari melalui bukaan

- Pintu lipat ganda berbahan kayu dengan krepyak, krepak berfungsi agar udara bisa tetap masuk pada saat pintu ditutup


- Terdapat jendela+boven yang bisa dibuka yang berfungsi untuk mengalirkan udara



- Terdapat lubang ventilasi pada bagian atas dinding agar udara bisa tetap masuk pada saat jendela ditutup



- Terdapat pipa talang air yang memanjang dari talang atas menuju ke bawah tanah       yang berfungsi untuk menyalurkan air hujan



- Terdapat saluran air pada selasar lantai 1 dan 2 yang berfungsi untuk menyalurkan air jika terdapat air pada selasar


- Terdapat saluran pembuangan air yang dibuang ke tanah dari saluran air pada selasar lantai 1 dan 2

 
Mengetahui penggunaan talang agar bangunan tidak terkena percikan air hujan,mengetahui peletakan talang yang rapi agar tidak merusak fasad,mengetahui saluran air dan pembuangannya pada selasar sehingga air tidak menggenang pada selasar.

- Terdapat  keramik pada bagian bawah dinding bangunan, agar dinding tidak lembab sehingga tidak berjamur

·    


SISTEM PENDINGIN RUANGAN

       Di ruang bawah tanah yang luasnya seluas gedung tersebut terdapat beberapa ruangan yang cukup luas, dimana setiap ruangannya terdapat bak-bak penampungan air. Bak-bak tempat penampungan air tersebut diuapkan sebagai pendingin ruangan. Air yang ditampung dialirkan melalui pipa-pipa besi yang sekaligus berfungsi mendinginkan air. Pipa-pipa itu mengalirkan air ke ruangan di atas, dan melalui mekanisme yang cukup canggih, bahkan untuk ukuran sekarang, air itu disemprotkan ke dalam ruangan. Mekanisme yang bekerja mirip seperti semprotan baygon. Karena kelembaban/humidity yang sangat tinggi di daerah itu, maka air dingin itu langsung menjadi uap dingin yang akhirnya berfungsi mirip pendingin ruangan pada jaman sekarang.

Arsitektur bioklimatik

      Arsitektur bioklimatik adalah suatu pendekatan yang mengarahkan arsitek untuk
mendapatkan penyelesaian desain dengan memperhatikan hubungan antara bentuk arsitektur  dengan lingkungannya dalam kaitanyan iklim daerah tersebut. Pada akhirnya bentuk arsitektur  yang dihasilkan juga dipengaruhi oleh budaya setempat, dan hal ini akan berpengaruh pada  ekspresi arsitektur yang akan ditampilakan dari suatu bangunan, selain itu pendekatan  bioklimatik akan mengurangi ketergantungan karya arsitektur terhadap sumber – sumber energi
yang tidak dapat dipengaruhi.
      Arsitektur bioklimatik lebih berfokus pada iklim (atau pengamatan terhadap iklim)
sebagai konteks pembangkit tenaga (generator) utama, dan dengan tidak membahayakan lingkungan sekitar menggunakan energi yang minimal sebagai targetnya sendiri.Hal ini dapat dikonseptualisasikan sebagai desain bangunan yang memanfaatkan berbagai elemen biofisik. Unsur-unsur biofisik terutama diambil dari ekosfer, bukan litosfer yaitu, panas, cahaya, lanskap, udara, hujan dan bahan

      Selain dari segi arsitektur, yaitu dengan dioptimalkan penerangan alami dan penghawaan alami pada bagian tertentu dari gedung, penghematan energi listrik juga dicapai dari penggunaan energi alternatif. Untuk pembangkitan energi di gedung dapat menggunakan teknologi sel surya fotovoltaik yang mendinginkan  ruangan dan pencahayaan (penerangan). Selain itu penggunaan energi panas matahari di lakukan untuk menjalankan chiller (atau mesin AC). Dalam hal ini sel surya dipilih karena sumber energi ini didapat dengan cuma-cuma didaerah tropis.

Faktor yang mempengaruhi arsitektur bioklimatik:
Penampilan bentuk arsitektur dipengaruhi lingkungan setempat.
1. Meminimalkan ketergantungan pada sumber energi yang tidak dapat diperbaharui.
2. Penghematan energi dari segi bentuk bangunan, penempatan bangunan,dan pemilihan
material.
3. Mengikuti pengaruh dari budaya setempat


CONTOH BANGUNAN YANG MENERAPKAN ARSITEKTUR BIOKLIMATIK
Menara Mesiniaga (Ken Yeang)
       Mesiniaga Menara adalah kantor pusat untuk IBM di Subang Jaya Kota Kuala Lumpur. Bangunan ini pertama kali dibangun pada tahun 1989 dan akhirnya selesai pada tahun 1992. IBM meminta kantor T.R. Hamzah & Yeang untuk membangun sebuah bangunan yang yang dapat memperlihatkan teknologi industri yang tinggi dan KenYeang membangun bangunan ini menggunakan konsep bioklimatik dan diterapkan pada bangunan pencakar langit ini.Mesiniaga Menara adalah proyek yang dibangun menggunakan model dasar bangunan tradisional Malaysia dan digabungkan dengan teknologi modern. Ini adalah visi Yeang tentang kota taman tropis dan mengungkap hubungan bangunan, lansekap dan iklim, dan dampak pembangunan bangunan bertingkat tinggi di ekosistem kota

  

      Fasad merupakan filter bukan dinding tertutup. Louver dan nuansa berhubungan dengan orientasi bangunan berfungsi untuk mengurangi sinar matahari. Taman pada teras memungkinkan tirai setinggi-tingginya pada dinding di sebelah utara dan selatan sisi-sebagai respon terhadap orientasi matahari di iklim tropis. Core servis terletak pada sisi timur dan berfungsi untuk menangkal panas.salah satu hal yang dipikirkan pada bangunan ini adalah memanfaatkan energi matahari sehingga hemat pada beberapa komponen bangunan. Iklim tropis memiliki cahaya matahari yang menerangi sepanjang 12 jam, sehingga pemanfaatannya dapat berguna untuk bangunan, tentunya dengan beberapa teknik penggunaan, seperti penggunaaan sun shading untuk mengatur seberapa banyak pancahayaan yang masuk. Selain itu diterapkan pula pengolahan lansekap, berupa taman berbentuk spiral yang melilit dari bawah sampai atas bangunan. Lansekap vertikal ini berfungsi sebagai pendingin evaporatif supaya didapat kenyamanan termal (lingkungan di sekitar bangunan menjadi tidak terlalu panas), pengaplikasian vegetasi pada strategi lansekap ini disamping menyediakan pembayangan terhadap area-area bagian dalam dan dinding bagian diluar, juga akanmeminimalkan pemantulan panas dan sinar matahari. Selain itu lansekap vertikal dapat  meningkatkan iklim mikro pada bangunan dan dapat menyerap polusi karbondioksida dan  monoksida pada bangunan. Jika penerapan-penerapan ini diaplikasikan pada bangunan-bangunan tropis maka diharapkan menjadi bangunan-bangunan yang tanggap terhadap lingkungan, sesuai dengan ikim tropis dan tidak merugikan bangunan atau lingkungan disekitarnya. Dibutuhkan pemahaman akan gaya berarsitektur baik secara mikro tentang bangunan maupun secara global  tentang lingkungan yang harus menjadi pertimbangan


daftar pustaka
http://dwiirianiirma.blogspot.co.id/2015/06/kajian-faktor-iklim-tropis-pada.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar